Skill IT itu berbeda dengan skill membangun startup company


Ada banyak sekali artikel yang membahas tentang Startup Company, dimulai dengan artikel yang berisi langkah-langkah sampai artikel yang berisikan tips ketika membangun sebuah Starup Company. Startup Company sendiri identik dengan dunia IT dan industri kreatif, seperti Software House, Digital Editing, Digital Design, dan lainnya.

Lalu apakah harus dengan skill atau background IT saja yang dapat membangun sebuah Startup Company?

Mungkin ada dibenak sebagian orang muncul pertanyaan seperti diatas, bahkan saya pun pada awalnya sempat berfikir seperti itu. Namun setelah saya baca beberapa artikel, dan beberapa referensi buku tentang Startup Company pada akhirnya saja menyadari bahwa membangun sebuah Startup Company tidaklah harus mempunyai background IT. Modal utama yang dibutuhkan untuk membangun Startup Company adalah jiwa wirausaha atau biasa disebut dengan jiwa Entrepreneurship. Tidak peduli dengan background yang dimiliki, mau lulusan IT, Ekonomi, Hukum, Desain, atau yang lainnya. Dengan jiwa wirausaha yang kuat maka akan membuat Startup Company yang dibangun lebih konsisten dan berkembang.

Saya jadi ingat dengan artikel yang dibuat oleh Pak Denny Santoso yang juga membahas tentang Startup Company. Mari kita simak artikelnya!

Lulusan IT Berbeda Skill Dengan Membuat Digital Startup Company

Dibuat oleh: Denny Santoso | Diakses pada: 5 November 2014

Dengan maraknya trend “digital startup” belakangan ini, dan berita-berita yang diusung para media bahwa kalau membuat sebuah digital startup dan sampai sukses, maka akan menjadi kaya raya. Paling tidak, itulah impian yang dikejar. Bekerja sesuai passion (karena digital startup diasosiasikan dengan IT, coding, programmer, etc) dan bisa sukses, alangkah indahnya.

Beranjak dari hal tersebut, para penggiat startup digital kebanyakan adalah lulusan IT (termasuk yang belum lulus). Bahkan bagi orang yang ingin masuk ke dunia tersebut dan bukan berasal dari lulusan IT akan merasa terintimidasi karena merasa tidak memiliki skill yang cukup untuk membuat sebuah digital startup company.

Saya sedang membaca sebuah buku berjudul “The First 20 Hours: How to learn anything…..FAST!”. Topic terpentingnya adalah kita mendedikasikan waktu kita sebanyak 20 jam untuk benar-benar fokus mempelajari sesuatu yang baru. Kita semua memiliki jumlah waktu yang sama yaitu 24 jam, tidak lebih dan tidak kurang. Kebanyakan dari kita selalu mengatakan ‘tidak punya waktu’ ketika ingin melakukan sesuatu yang baru.

Menurut Josh Kaufman, penulis buku tersebut, waktu tidak bisa ‘ditemukan’. Berbeda dengan kalau kita ‘menemukan’ uang di kantung celana, jacket, atau di jalan. Waktu hanya bisa ‘dibuat’. Jadi, bagaimana dengan Anda, masih menggunakan ‘tidak punya waktu’ atau ‘tidak mau membuat waktu’ jadi available. Itu adalah management skill saja.

Nah terkait dengan judul artikel ini, lulusan IT belajar berjam-jam, lebih dari 20 jam, selama 4 tahun, kuliah dengan topic tertentu. Tetapi mereka lupa, bahwa membuat sebuah digital company, is TOTALLY DIFFERENT dengan belajar IT atau Programming.

Membuat sebuah startup dengan goal mendapatkan investor (ini salah satu contoh saja). Kalau kuliah IT disamakan dengan membuat startup company, bagaimana kalau sebelum mendapatkan investor, maka Anda tidak akan bisa lulus dan mendapatkan ijazah? :) It’s TOTALLY DIFFERENT kan.

Maka bagi Anda yang tidak memiliki background IT jangan takut untuk masuk ke dunia digital startup, tetapi pesan saya adalah untuk yang sudah mempunyai background IT dan bahkan sedang membuat startupnya. Pesan saya adalah, karena background Anda berbeda dengan pekerjaan Anda, SUDAHKAH Anda belajar, mendalami, skill yang dibutuhkan untuk membuat Digital Startup Company?

Kesalahan yang sering saya dengar ketika orang membuat startup adalah mereka selalu memulainya dari membuat produk, baru setelah itu memikirkan marketnya. Ketika saya kuliah property saat ini, prinsipnya sama, bukan kita mau bangun gedung, baru mencari market, melainkan, find the market first, baru bangun gedung sesuai target marketnya. Kesalahan startup memulai dari membuat produk memang tidak bisa disalahkan 100% karena itulah background edukasi mereka. Tetapi melalui tulisan saya ini, saya ingin mengingatkan bahwa kalau Anda hanya expert di bidang Technology (baca: programming), maka pengetahuan Anda tentang building Digital Startup Company is ZERO! Banyak sekali yang harus dipelajari ketika Anda mendirikan sebuah Digital Startup Company. Bagaimana Anda menemukan market, validasi ide, benchmarking competition, delivering your product to your customer. Bagaimana menentukan pricing model, siapa yang akan menggunakan vs siapa yang akan membayar, legal stuff, etc. Banyak banget kan.

And untuk itu Anda harus mendedikasikan waktu Anda untuk belajar lagi. Pertanyaannya, sudah siapkah Anda? Atau Anda merasa skill Anda sudah cukup untuk membuat Digital Startup Company?
Jawabannya ada di HASIL AKHIRNYA……


Jadi gimana? Masih adakah keraguan buat kita untuk membangun dan mengembangkan sebuah Startup Company? Apapun skill atau background yang dimiliki itu tidaklah sebuah masalah, yang terpenting adalah jiwa wirausaha.


Referensi Artikel didapatkan dari:
http://dennysantoso.com/business/lulusan-it-berbeda-skill-dengan-membuat-digital-startup-company/

0 comments:

Posting Komentar

Dapatkan artikel via Email!

Jika menyukai artikel yang dimuat pada weblog ini, silahkan daftarkan melalui email untuk mendapatkan langganan artikel terbaru yang dibuat. Semua artikel akan secara otomatis dikirimkan ke email yang didaftarkan! GRATIS!